Bintang Indonesia, 6 Mei 1998
http://bintang.com/edisi/199805/06/bisik/6.htm/
Permadi, S.H Tentang UFO
KITA‚ semua sedang di ambang batas Black Hole alias Lubang Hitam. Kira-kira, demikian kesimpulan diskusi bertopik nyeleneh yang diadakan Klub Metafisika Indonesia, kelompok pemerhati maupun "pelaku" fenomena paranormal, di Hotel Kebayoran Inn, Jakarta, Minggu (26/4). Bagaimana tidak nyeleneh, kalau acara yang dihadiri berbagai kalangan -- mulai dari mahasiswa, tokoh Lions Club Indonesia, sampai penyandang pangkat Marsekal AURI -- itu membahas topik yang selama ini kerap cuma jadi bahan buat haha-hihi : fenomena UFO alias piring terbang.
Permadi percaya, itu bukan ilusi. Maka, "Wahai paranormal di seluruh Indonesia, saat ini negara membutuhkan kita. Bersatulah! Sekarang tidak ada lagi yang lebih hebat dari yang lain. Permadi tidak lebih hebat dari Ki Gendeng Edan. Begitu pula si Edan, tidak lebih jago dari edan-edan yang lain," seru Permadi. Menurutnya, saat ini Planet Bumi sudah dikepung oleh UFO-UFO. "Dari segala penjuru semesta mereka datang untuk menyelamatkan Bumi yang telah rusak akibat keserakahan manusia."
Sesaat sebelum didaulat bicara di mimbar, pada BI Permadi mengatakan telah didatangi lebih dari 100 orang yang merasa dirinya "juru selamat", atau "ratu adil". Menurutnya, mereka berasal dari segala penjuru Nusantara. "Wuah, dari mana-mana. Dari Sorong sampai Aceh," ungkapnya.
Selain menyerukan persatuan dan kesatuan di antara sesama paranormal, Permadi juga mengajak bangsa Indonesia tetap optimis. "Pada saatnya nanti akan terbukti, negara kepulauan Republik Indonesia akan jadi mercusuar dunia!" kata Permadi, disambut keplok riuh 200-an pengunjung. Mungkin memang benar kata pepatah: di atas langit masih ada langit. Kalau itu benar, yaaa, selamat datang.... (hes)