Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!

Surabaya Post, Minggu, 13 Juli 1997

Mencari Makhluk Mars

APA yang dicari pesawat ruang angkasa Pathfinder yang mendarat di planet Mars, 4 Juli lalu? Boleh jadi inilah kesempatan kendaraan penjelajah Sojourner mencari makhluk hidup di ruang angkasa.
 
Selama ini jika orang membicarakan makhluk angkasa luar, maka kisahnya selalu tentang kedatangan mereka ke bumi. Jarang yang sebaliknya: manusia bumi mencari --dan mendapatkan-- mereka. Yang semakin menambah penasaran, belum pernah sekalipun terjadi omong-omong antara orang bumi dengan mereka. Memang, banyak orang mengaku telah berhubungan dengan makhluk angkasa luar, tapi bukti ilmiah untuk mendukung pernyataan-pernyataan tersebut tidak memadai. Entah apa sebabnya, para tokoh dari luar bumi itu terlampau angkuh, tak mau memperkenalkan diri secara ksatria.

Karena itu bayangan manusia tentang makhluk luar bumi amat beragam. Repotnya, banyak orang percaya jika dikatakan makhluk luar bumi mempunyai tingkat kecerdasan melebihi manusia. Dalam bahasa Inggris bahkan mereka disebut sebagai ETI (Extra Terrestrial Intellegence, si cerdas dari luar bumi). Mereka dianggap memiliki teknologi di luar daya pikir manusia. Mereka mampu memecahkan rahasia dimensi, baik waktu maupu ruang. Manusia bukan bandingan mereka.

Usaha manusia mencari makhluk luar bumi sudah lama juga dilakukan. Paling tidak sejak Presiden AS (mendiang) John F. Kennedy menyetujui proyek ruang angkasa Apollo menuju bulan, kira-kira 30 tahun lalu.

Dalam konteks ilmiah, pencarian kontak dengan makhluk luar angkasa itu harus dilakukan menurut kaidah-kaidah yang logis dan memenuhi syarat keilmuan. Tidak bisa diharapkan usaha-usaha perburuan seperti yanmg dilakukan Flash Gordon atau tokoh-tokoh Startrek. Dan, apa yang diketahui serta mampu dicapai manusia saat ini masih terlalu "primitif" dibanding kisah-kisah Star Wars, dan semacamnya.

Sebagai contoh, manusia pernah mengirimkan isyarat-isyarat ke angkasa luar dengan harapan dapat ditangkap oleh makhluk luar bumi. Isyarat-isyarat itu mengandung data lengkap tentang manusia. Mulai bentuk anatomi manusia, "alamatnya" di alam semesta, kehidupan yang ada di bumi dan seterusnya. Semua isyarat ditulis dengan bahasa matematik, karena bahasa ini berlaku universal, di tempat mana pun yang mengenal dimensi.

Selain itu, pernah pula dikirim satelit berisi rekaman beberapa pilihan musik yang ada di bumi. Antara lain karya komponis klasik terpilih, musik tradisional beberapa negara, juga musik rock. Isyarat-isyarat seperti itu dikirim ke angkasa luar untuk memberi kabar ke segenap penjuru alam semesta, bahwa dalam sebutir planet yang bernama bumi terdapat kegiatan kehidupan.

Namun usaha tersebut cuma bersifat satu arah saja. Bahkan bisa disebut usaha untung-untungan. Sebab orang tidak tahu kapan isyarat itu akan ditangkap makhluk lain. Rasi bintang terdekat dengan bumi adalah rasi Cygnus. Jaraknya 8.000 tahun cahaya. Andai di sana ada makhluk dengan kecerdasan serupa manusia, maka suatu kiriman isyarat dengan gelombang radio baru akan mereka terima 8.000 tahun sesudah pengiriman (keceapatan gelombang radio kira-kira sama dengan kecepaatan cahaya). Bila pada saat penerimaan itu juga mereka segera mengirim jawaban, ganti kita yang menunggu 8.000 tahun. Jadi baru 16 ribu tahun kemudian diketahui nasib kiriman kita. Moga-moga saja isyarat tadi ditemukan makhluk angkasa luar yang sedang jalan-jalan, hingga jawaban bisa datang lebih cepat --barang seribu tahun.

Usaha manusia mencari makhluk hidup di luar bumi akan sangat merepotkan jika diarahkan ke planet-planet jauh. Karenanya usaha itu lebih diarahkan ke planet-planet setata surya. Selain lebih dekat, dugaan kuat di situ juga ada makhluk hidupnya.

Planet setata surya dengan bumi jumlahnya delapan. Bumi mempunyai urutan jarak ketiga dari matahari. Planet-planet yang mengapit bumi adalah Venus dan Mars. Venus lebih dekat ke matahari, sedang Mars lebih jauh. Venus diketahui tidak mungkin dihuni makhluk hidup, karena letaknya terlalu dekat dengan matahari. Angkasa Venus penuh awan CO2. Akibat lain, suhu permukaan Venus meningkat sampai 700 derajat Kalvin atau 973 derajat Celcius.

Maka orang pun menoleh ke Mars dengan serius. Sudah lama planet berwarna merah ini menjadi sumber spekulasi para ahli. Dengan teropong yang agak kuat Mars memperlihatkan bangunan semacam kanal atau waduk buatan. Siapa yang membuat itu? Juga di ujung zenit Mars terdapat kutub bersalju yang berubah-ubah bentuk. Selain itu formasi awan di atas Mars senantiasa berubah setiap saat, memberi bukti adanya udara dan angin, faktor penting penunjang kehidupan. Niscayalah Mars dihuni makhluk hidup, demikian pendapat para ahli bintang pada masa lalu.

Lalu datanglah masa ketika ilmu manusia semakin berkembang. Dikirim satelit Mariner 1 dan Mariner 2 ke sana sebagai tukang potret utusan manusia. Beberapa rahasia Mars tersingkap. Hasilnya cukup mengecewakan para pembikin sensasi.

Yang mula-mula dianggap kanal, sebenarnyua adalah lipatan pegunungan yang terbentuk empat miliar tahun lalu. Lipatan itu tetap dalam keadaan seperti saat terbentuknya, karena intensitas vulkanis Mars melemah dan kemudian mati. Sedang warna merah Mars karena oksidasi intensif terhadap unsur-unsur Al, Si, Fe, Ti, dan Cl. Kalau ada oksidasi tentu ada oksigen. Kalau ada oksigen, boleh jadi ada makhluk hidup. Jadi?

Maka didaratkanlah kapsul angkasa Viking 1 dan Viking 2 di Lembah Chrisye Martia, Lembah Emas Mars. Selain membawa peralatan fisika umum, kapsul ini dilengkapi dengan unit penjejak kehidupan berupa sebuah laboratorium mini yang terdiri atas tiga bagian.

Unit penjejak kehidupan ini, secara populer disebut chicken soup, sop ayam, dipakai untuk menganalisis debu planet Mars. Dengan semacam tangan elektronis, debu Mars dituang ke dalam masing-masing bagian laboratorium. Jika dalam debu tersebut terdapat makhluk hidup, tentu terjadi reaksi-reaksi khas tanda adanya kehidupan.

Pada bagian pertama, berisi larutan makanan. Diharapkan terjadi perubahan volume karena dipakainya zat-zat makanan. Pada bagian kedua berisi unsur-unsur perunut (trace element) C14. Diharapkan terjadi proses hidup yang melibatkan unsur tersebut. Pada bagian ketiga berisi alat penyidik fotosintesis. Diharapkan terdeteksinya peristiwa fotosintesis, proses hidup paling dini dari makhluk-makhluk bumi.

Ternyata debu Mars memberikan hasil negatif. Reaksi yang diharapkan sama sekali tidak berlangsung.

Dengan hasil negatif tersebut, tampaknya terlalu pagi untuk mengatakan, "tidak ada kehidupan di Mars". Sebab kriteria "hidup" yang dipakai manusia mencari makhluk luar bumi adalah kriteria bagi makhluk-makhluk bumi.

Pertama menganggap adanya makhluk hidup sesuai dengan manusia dalam segi-segi hayati, yaitu melakukan proses-proses pertukaran zat (metabolisme), pernapasan, gerak, tumbuh, dan berkembang biak. Kedua, menganggap adanya makhluk dalam tingkat yang baru menunjukkan gejala paling dini dalam kehidupan: fotosintesis.

Di sinilah masalahnya. Ukuran hidup dan kehidupan yang menjadi soal. Bagi manusia bumi (plus makhluk bumi lainnya) ciri-ciri hidup dan kehidupan secara hayati jelas kelima hal tadi. Pertukaran zat adalah proses pengumpulan sumber energi dan pembuangan hasil sisa. Pernapasan adalah proses pembongkaran energi. Gerak adalah salah satu proses penggunaan energi untuk mencapai ukuran tubuh tertentu. Berkembang biak adalah proses menjaga kelestarian hidup dan kehidupan. Itu kriteria bumi. Di luar bumi? Kita tunggu oleh-oleh pesawat Pathfinder-nya Amerika. (Kak Ines)

Tekan tombol BACK/KEMBALI atau: Ke Halaman Utama | Ke Daftar Artikel