Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!

Republika, 13 Juni 1998

Belum ada Panggilan Telepon dari Mahluk ET

Landasan pemikiran mereka -- para astronom yang tengah mencari kehidupan cerdas di luar planet bumi -- sesederhana ini: jika benar di langit ada mahluk cerdas (extra terrestrial -- ET), dia ingin tahu kemungkinan adanya mahluk cerdas lain. Karena itu, seperti yang juga dilakukan para astronom bumi, mereka akan mengirim sinyal ke angkasa luar, untuk mengontak mahluk lain itu.

Bila pun ternyata mahluk itu introvert, sebagai mahluk cerdas mereka pasti melakukan komunikasi lewat sinyal elektromagnetik dengan sesamanya. Bolehlah jika kita, di bumi, berharap ada sinyal yang lepas ke angkasa, mengembara ke sana kemari, memasuki atmosfir bumi, dan pada akhirnya memukul permukaan bumi. Untuk itu, bumi perlu kuping yang sanggup menangkap sinyal mereka.

Bumi, seperti terungkap dalam pertemuan American Astronomical Society di San Diego, Selasa (9/6), telah memasang telinga untuk menangkap sinyal itu dan membentuk banyak tim penguping -- dan, Hollywood, bahkan telah membuatkan filmnya: Contact.

Tim itu, salah satunya, tim University of California, Berkeley, yang tergabung dalam proyek bernama Search for Extraterrestrial Radio Emissions from Nearby Developed Intelligent Populations. Selain tim Berkeley, ada tim lain dari Search for Extraterrestrial Intelligence Institute, Harvard University, dan Ohio State University. Diperkirakan, setiap bulannya seluruh tim penguping itu menyapu 'suara-suara' dari sepertiga bidang langit.

Tapi, sejauh ini, hasilnya belum menggembirakan. Sesudah bertahun-tahun melakukan analisa sangat hati-hati atas sinyal radio yang mungkin dikirim mahluk angkasa luar, para periset menyimpulkan, belum ditemukan adanya bukti tentang upaya mahluk asing untuk melakukan kontak dengan bumi. ''Kita tak berhasil menemukan apapun. Belum. Tapi kami masih terus melakukan pencarian,'' kata Sabine A Airieau, anggota tim Berkeley mengungkapkan hasil pemantauan timnya, dalam pertemuan tersebut.

Sayang, memang, karena mereka sudah bekerja sangat keras menganalisa sinyal-sinyal itu. Yang mereka lakukan termasuk, misalnya, memisahkan sinyal yang mungkin datang dari mahluk ET dan mana yang berasal dari TV, radio, atau bahkan sekadar cemaran elektromagnetik yang keluar dari mesin motor. Menurut catatan, selama enam tahun di proyek itu, mereka telah meneliti lebih dari 500 triliun sinyal.

Tapi, tim Berkeley sendiri belum putus asa. Kata Dan Werthimer, asisten direktur proyek Berkeley, belum ditangkapnya sinyal-sinyal itu tak berarti di langit sepi kehidupan cerdas. Setidaknya karena pencarian oleh timnya masih dihalangi berbagai keterbatasan teknologi. Radio yang dipasang timnya, katanya, hanya sanggup menangkap sebagian kecil sinyal dari total keseluruhan spektrum radio.

Airieau sendiri mengatakan, wilayah penjelajahan timnya belum besar. ''Masih ada banyak bagian lain langit yang belum diselidiki,'' ujarnya, sembari mengatakan, sejauh ini mereka baru meneliti sembilan bintang yang diperkirakan menjadi sistem tatasurya dari planet yang mengelilinginya.

Dan, memang, masih banyak bagian langit yang belum tersentuh. Buktinya, galaksi baru terus ditemukan. Salah satunya adalah yang dilaporkan radio teleskop Dwingeloo yang ditempatkan di Belanda dan Parkes di Australia dalam pertemuan itu. Keduanya, kata Patricia Henning, astronom University of New Mexico, menemukan 143 galaksi baru -- Dwingeloo 40 galaksi dan Parkes 103 lainnya.

Kata Henning, galaksi itu sebelumnya tersembunyi dari pandangan teleskop optik oleh debu di galaksi kita, Milky Way (Bima Sakti). Padahal, untuk diketahui, galaksi sebanyak itu pun cuma bagian dari seperempat jagat raya yang diketahui yang tersembunyi debu.

Lantas, seperti apa peradaban mahluk tersebut dalam bayangan astronom itu? Werthimer mengatakan, peradaban mereka mungkin lebih tua dari bumi. Umurnya mungkin sekitar 10 ribu hingga satu milyar tahun lebih tua. Atau dengan kata lain, kita paling tidak lebih primitif 10 ribu tahun dibanding mereka.  (yos/berbagai sumber)

Tekan tombol BACK/KEMBALI atau: Ke Halaman Utama | Ke Daftar Artikel